Wednesday, May 26, 2010

Indosat protes layanan purnajual RIM



JAKARTA (Bisnis.com): PT Indosat Tbk memprotes Research in Motion atas layanan purnajual BlackBerry yang ternyata masih belum sesuai dengan harapan pelanggannya di Indonesia.
Chief Marketing Officer Indosat Guntur S. Siboro mengungkapkan operator telekomunikasi sudah melayangkan protesnya kepada vendor asal Kanada tersebut, karena sejumlah pelanggannya mengeluhkan layanan purna jual BlackBerry.
“Operator bukannya tidak melindungi pelanggannya. Apalagi RIM sekarang sudah jualan BlackBerry langsung di Indonesia tanpa melalui operator atau dilernya operator,” ujarnya kepada Bisnis.com hari ini.
Kementerian Komunikasi dan Informatika juga secara tegas meminta Reseach in Motion untuk meningkatkan dukungan (support) layanan purnajualnya di Indonesia.
Perusahaan itu diharapkan tidak mengirimkan produk yang rusak untuk diperbaiki di luar negeri sesuai dengan aturan yang berlaku dan komitmen perusahaan tersebut yang disampaikan September tahun lalu.
Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Kominfo Gatot S. Dewa Broto mengatakan pihaknya menerima banyak keluhan bahwa perbaikan handset BlackBerry masih dilakukan di Singapura bukan di repair center yang ada di Indonesia.
"Kami akan melakukan penyidikan dan mencari bukti terkait laporan masyarakat ini. Jika ada masyarakat yang memiliki keluhan sama silakan sampaikan langsung kepada regulator," ujarnya.
Dia menegaskan RIM akan menerima sanksi yang lebih berat dari ancaman tahun lalu jika terbukti melakukan tindakan tersebut. Perbaikan perangkat harus dilakukan di Indonesia bukan luar negeri, dan ini berlaku bagi seluruh vendor.
Indonesian Telecommunication User Group (Idtug) sudah mengirimkan somasi kepada RIM sebagai penyedia perangkat dan layanan BlackBerry terkait dengan layanan purnajual yang belum memadai dan merugikan konsumen.
Muhammad Jumadi Idris, Sekjen Idtug, mengatakan pihaknya sudah mensomasi vendor asal Kanada tersebut.
Organisasi itu menilai RIM harus bertanggung jawab terhadap layanan purnajual produk yang sebelumnya dikatakan sudah sesuai dengan standar aturan regulator Indonesia.
"Kenyataannya proses perbaikan handset BlackBerry masih dilakukan di luar negeri, padahal katanya mereka sudah memiliki pusat perbaikan dan pusat layanan di Indonesia," ujarnya.(api)

No comments: