Sunday, February 21, 2010

Sebenarnya vendor lokal mampu produksi perangkat WiMax



Oleh Arif Pitoyo
Salah besar apabila vendor lokal tidak bisa memproduksi WiMax, bahkan mungkin sejak 2007. Perusahaan seperti Hariff, Inti, dan lainnya bukannya tidak bisa memproduksi perangkat WiMax, tetapi pengaruh dari operator 3G besar diketahui menjadi penyebab mandeknya produksi perangkat WiMax oleh vendor lokal.
Sebagai imbalannya, vendor lokal diberi banyak proyek oleh operator besar, terutama di perangkat-perangkat yang bersifat sekunder. Hariff misalnya, diberi proyek cukup banyak oleh Telkomsel, asalkan menghentikan pengembangan perangkat WiMax.
Hebatnya lagi, regulasi mengenai WiMax molor sampai 2 tahun dan untuk WiMax Mobile bahkan belum pernah dibahas sampai sekarang.
Kini, setelah vendor lokal diberi kesempatan untuk memproduksi WiMax, standardisasi perangkatnya dibuat sedemikian rupa hingga tingkat kandungan lokal sampai 40%. hal tersebut sangat susah untuk direalisasikan karena harga perangkat malah semakin mahal.
Untuk memodifikasi perangkat WiMax asing, vendor lokal tetap saja mengimpor komponennya dari luar negeri sehingga produksi perangkat malah makin mahal. Masalah kandungan lokal juga banyak dimanipulasi oleh sejumlah vendor lokal dan herannya juga didukung oleh Ditjen Postel.
Hariff misalnya, sejak awal mereka bekerja sama dengan Trenzeo sudah memperoleh sertifikasi perangkat dari Surveyor Indonesia soal tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan Ditjen Postel (Type of Approval). Namun, mereka ternyata mengganti komponen perangkatnya dengan milik Harris Telsima tanpa melakukan tes TKDN baru.
Dan yang sangat mengherankan, Hariff sudah mendapatkan TA dari Postel meski belum mendapatkan sertifikasi TKDN dari Deperin atau Surveyor Indonesia.
Dan seminggu setelah diributkan, Hariff seperti mendapatkan sertifikasi TKDN dari langit karena tiba-tiba sudah mengantongi sertifikasi tersebut.
TKDN semua malah melahirkan banyak reseller perangkat WiMax asing. Dan akibatnya, perkembangan WiMax pun menjadi terhambat. Dan inilah sebenarnya yang diinginkan operator 3G. Wallohu a'lam..

No comments: