Wednesday, May 26, 2010

Kualitas satelit Indonesia makin rendah



JAKARTA (Bisnis.com): Pemerintah dinilai perlu mengklarifikasi keberadaan satelit di Indonesia karena disinyalir memiliki kualitas yang rendah sehingga dikhawatirkan tidak memenuhi lifetime yang sudah diperkirakan sebelumnya.
“Ini penting agar operator satelit bersiap apabila seaaktu—waktu satelitnya sudah tidak berfungsi karena International Telecommunication Union [ITU] hanya memberi waktu 2 tahun bagi satelit yang sudah tidak berfungsi untuk diisi kembali oleh penggantinya,” ujar Eddy Setiawan, mantan Senior Manager of Regulatory Affair PT Pasifik satelit Nusantara yang sekarang menjadi konsultan satelit sejumlah operator.
Menurut dia, bergesernya vendor pembuat satelit dari Amerika Serikat atau negara—negara Eropa ke China dan Rusia membuktikan bahwa operator cenderung mencari satelit yang murah tetapi dirahukan kualitasnya.
Eddy mengakui investasi di sektor satelit sangat tinggi, sementara return of investement-nya cenderung lama, berbeda dengan seluler yang investasinya tidak terlalu mahal tetapi menghasilkan pendapatan yang besar.
“Operator satelit, terutama yang kecil, akan cenderung mencari solusi termurah,s eperti mencari pembuat satelit termurah, atau hanya menumpang transponder di satelit lain melalui sistem sewa atau kondosatelit,” katanya.
Berdasarkan data Bisnis, satelit Telkom 3 yang akan diluncurkan Agustus 2011 dibuat oleh ISS Reshetnev asal Rusia. Sementara satelit Palapa D meski dibuat oleh Thales Alenia Space asal Prancis tetapi diluncurkan dari fasilitas milik Xichang Space Launch Center di Xichang, Provinsi Sichuan, China.
Adapun satelit Indostar juga sebenarnya menumpang di satelit Protostar yang kini dimiliki oleh SES SA untuk menekan investasi, dan satelit Garuda 1 yang bebragi investasi dengan Mabuhay dari Filipina.(api)

No comments: